Nama Anggota:
Abella Chyntia
Annisa Herliana
Jeshi Audina K
Kelas : 3PA16
SIKAP
KERJA DAN KEPUASAN KERJA
A. SIKAP
KERJA
Sikap kerja menurut Robbins, 2007,
sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yang diinginkan ataupun yang
tidak diinginkan, mengenai objek, orang, atau peristiwa. Tiga komponen sikap,
antara lain kognitif, afektif, dan perilaku. Ada juga tipe-tipe sikap yang
dibahas pada perilaku organisasi, antara lain adalah kepuasan kerja, keterlibatan
dan komitmen pada organisasi.
Determinan Sikap Kerja
Sikap
kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau
tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan
lancar. Jika tidak berarti akan
mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak
dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara
karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan.
Sikap kerja mempunyai sisi mental
yang mempengaruhi individu dalam memberikan reaksi
terhadap stimulus mengenai dirinya diperoleh dari pengalaman dapat merespon stimulus tidaklah
sama. Ada yang merespon secara positif dan ada yang merespon secara negative.
Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif.
Sikap kerja yang positif meliputi :
a. kemauan untuk bekerja sama. Bekerja sama
dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat
mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.
b. rasa memiliki. Adanya rasa ikut memiliki
karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut
menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan loyalitas demi tercpainya tjuan perusahaan.
c. hubungan antar pribadi. Karyawan yang
mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel kea
rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi :
hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang harmonis antara atasan dan
karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
d. suka terhadap pekerjaan. Perusahaan harus
dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari dating untu bekerja sama
sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan
dengan senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan
karyawan dalam bekerja, karyawan tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di
luar gaji pokok.
Faktor-
faktor Sikap Kerja
Menurut
Blum and Naylor (Aniek, 2005) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi sikap kerja, diantaranya:
a. Kondisi
Kerja → Situasi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun lingkungan social
yang menjamin akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Karena dengan adanya
rasa nyaman akan mempengaruhi semangat dan kualitas karyawan.
b. Pengawasan
Atasan → Seorang pimpinan yang melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan
baik dan penuh perhatian pada umumnya berpengaruh terhadap sikap dan semangat
kerja karyawan.
c. Kerja
sama dari teman sekerja → Adanya teman sekerja yang dapat berkerjasama akan
sangat mendukung kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d. Keamanan
→ Adanya rasa aman yang tercipta serta lingkungan yang terjaga akan menjamin
dan menambah ketenangan dalam pekerjaan.
e. Kesempatan
untuk maju → Adanya jaminan masa depan yang lebih baik dalam hal karier baik
promosi jabatan dan jaminan hari tua.
f. Fasilitas
kerja → Tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan karyawan dalam
pekerjaannya.
g. Upah
atau Gaji → Rasa senang terhadap imbalan yang diberikan perusahaan baik yang
berupa gaji pokok, tunjangan dan sebagainya yang dapat mempengaruhi sikap
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengukuran Sikap Kerja
Seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya, Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan
dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian
produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983) Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.
Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gayakepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983) Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.
Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gayakepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
Salah satu cara untuk menentukan
apakah pekerja puas dengan pekerjaannya atau tidak, ialah dengan membandingkan
pekerjaan mereka dengan beberapa pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
a. Isi
pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan
b. Supervise
c. Organisasi
dan manajemen
d. Kesempatan
untuk maju
e. Gaji
dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
f. Rekan
kerja
g. Kondisi
pekerjaan
Menurut
Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja, pengukuran sikap atau kepuasan kerja,
diantaranya :
a. Bekerja
pada tempat yang tepat
b. Pembayaran
yang sesuai
c. Organisasi
dan manajemen
d. Supervisi
pada pekerjaan yang tepat
e. Orang
yang berada dalam pekerjaan yang tepat
B. KEPUASAN
KERJA
Kepuasan
kerja menurut Susilo Martoyo (1992), pada dasarnya
merupakan salah satu aspek
psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan
adanya kesesuaian antara kemampuan,
keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan
yang sifatnya subyektif yang merupakan
hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari
pekerjaannya dibandingkan dengan yang
diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/
pegawai secara subyektif menentukan
bagaimana pekerjaan itu memuaskan.
(1995) kepuasan kerja berhubungan
erat dengan sikap dari karyawan terhadap
pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Sedangkan menurut Blum
(1956) dalam Moch. As’ad
(1995) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja merupakan sikap umum yang merupakan
hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor – faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan
hubungan sosial individu diluar kerja.
Dari batasan - batasan mengenai kepuasan kerja tersebut, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerjamerupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan sistem nilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
Dari batasan - batasan mengenai kepuasan kerja tersebut, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerjamerupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan sistem nilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
Kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati
dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan
kombinasi dalam dan luar pekerjaan. (Hasibuan, 2001).
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima (Stephen P. Robbins, 1996).
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima (Stephen P. Robbins, 1996).
Kepuasan kerja adalah
kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya antara apa
yang diharapkan pegawai dari pekerjaan/kantornya “ (Davis, 1995 : 105). Dalam bukunya, “Perilaku Organisasi : Konsep,
Kontroversi “,Robbins mengatakan:
“ Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan
menuntut interaksi dengan rekan kerja,
atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja,
kondisi kerja dan sebagainya.
Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan
sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif
terhadap kerja itu. (Robbins, 1996).
ASPEK-
ASPEK KEPUASAN KERJA
Menurut Robbins (1996) ada lima aspek
kepuasan kerja, yaitu:
1. Kerja
yang secara mental menantang
Karyawan
cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan
tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan tugas tersebut. Karakteristik ini
membuat kerja secara mental menantang.
Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan,
sebaliknya jika terlalu banyak pekerjaan menantang dapat menciptakan frustrasi dan perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang,
kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan dalam bekerja.
2. Ganjaran
yang pantas
Para
karyawan menginginkan pemberian upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan adil dan sesuai
dengan harapan mereka. Bila upah dilihat adil
yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar upah karyawan,
kemungkinan besar akan mengahsilkan kepuasan.
Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima uang yang lebih
kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih
diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam
kerja yang mereka lakukan dan jam-jam
kerja. Intinya bahwa besarnya upah bukanlah jaminan untuk mencapai kepuasan, namun yang lebih
penting adalah persepsi keadilan. Sama
dengan karyawan yang berusaha mendapatkan kebijakan dan promosi yang lebih banyak, dan status sosial
yang ditingkatkan.
Oleh
karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil kemungkinan
besar akan mendapatkan kepuasan dari
pekerjaan mereka.
3. Kondisi
kerja yang mendukung
Karyawan
perduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas.
Studi-studi memperagakan bahwa
karyawan lebih menyukai lingkungan kerja yang tidak berbahaya. Seperti temperatur, cahaya, kebisingan,
dan faktor lingkungan lain harus diperhitungkan
dalam pencapaian kepuasan kerja.
4. Rekan
kerja yang mendukung
Karyawan
akan mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi
kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi
kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu sebaiknya karyawan mempunyai rekan sekerja yang ramah dan
mendukung. Hal ini penting dalam mencapai
kepuasan kerja. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan
bahwa kepuasan karyawan ditingkatkan
bila atasan langsung bersifat ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan
pendapat karyawan, dan menunjukkan
suatu minat pribadi pada mereka.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Pada
hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya sama dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang
tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk
berhasil pada pekerjaan tersebut,
dan lebih memungkinkan untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.
DIMENSI KEPUASAN KERJA
Nelson
and Quick (2006) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi 5 dimensi spesifik dari
pekerjaan yaitu gaji, pekerjaan itu sendiri,
kesempatan promosi, supervisi dan rekan kerja.
·
Gaji : sejumlah upah yang diterima
dan tingkat dimana hal ini bisa diangap sebagai hal yang pantas dibandingkan
dengen orang lain di dalam organisasi. Karyawan memandang gaji sebagai refleksi
dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan.
·
Promosi merupakan factor yang
berhubungan dengan ada atau tidaknya kesempatan memperoleh peningkatan karier
selama bekwerja. Kesempatan inilah yang memiliki pengaruh yang berbeda pada
kepuasan kerja.
·
Supervise merupakan kemampuan atasan
untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan prilaku kepada bawahan yang
mengalami permasalahan dalam pekerjaan.
·
Rekan Kerja merupakan tungakat dimana
rekan kerja yang pandai dan mendukung secara social merupakan factor yang
berhubungan dengan hubungan antara pegawai dan atsannya dan dengan pegawai
lainnya baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaan.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menjadi
masalah yang cukup menarik dan penting untuk diselidiki
karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan pegawai, perusahaan atau organisasi dan masyarakat.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan
(2005:203) sebagai berikut:
a.
Balas jasa yang adil dan
layak
b.
Penempatan yang tepat sesuai
keahlian
c.
Berat ringannya pekerjaan
d.
Suasana dan lingkungan pekerjaan
e.
Peralatan yang menjang pelaksanaan
pekerjaan
f.
Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
g.
Sifat pekerjaan monoton atau
tidak
Teori-teori
Kepuasan Kerja
Menurut Wexley dan Yukl (1977)
teori-teori tentangkepuasan kerja ada tiga macam
yang lazim dikenal yaitu:
1. Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang
dirasakan oleh individu merupakan hasil
dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang
sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang
menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang
diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau
kesenjangan antara standar pribadi individu dengan
apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
2. Teori
Keadilan (Equity Theory)
Seseorang akan merasa puas atau
tidak puas tergantung apakah ia merasakan
adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh
seseorang dengan cara membandingkan dirinya
dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.
3. Teori
Dua – Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa
kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan
dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori,
yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene
factors dan yang lain dinamakan satisfier
atau motivators. Satisfier atau motivators
adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi,
pengakuan, wewenang, tanggungjawab
dan promosi. Hygiene factors adalah
faktor-faktor yang terbukti menjadi
sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan,
hubungan pribadi, kondisi kerja dan status.
Hubungan
Pelaksanaan Kerja dengan Kepuasan Kerja
Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat
bersifat positif atau negatif,
begitu pula dengan variable pelaksanaan kerja dengan kepuasan kerja. Jika dalam pelaksanaan kerja
seseorang melaksanakan dengan positif berarti
akan berdampak positif pula pada kepuasan kerjanya. Namun pada orang yang dalam pelaksanaan kerja dengan
negatif, pasti cenderung untuk mengalami
kepuasan kerja yang negatif (kurang) hingga ketidakpuasaan dalam bekerja.
Dalam
tahap pelaksanaan kerja ada beberapa hubungan yang mempengaruhi dalam proses pelaksaan yang juga akan
berdampak pada kepuasaan kerja,
yaitu :
a.
Motivasi
b.
Pelibatan Kerja
c.
Organization Citizenship Behaviour
d.
Organizational Commitment
e.
Ketidakhadiran
f.
Perputaran (Turn Over)
g.
Perasaan Stress
h.
Prestasi Kerja
Menjelaskan Cara Mencegah dan Mengatasi
Ketidakpuasan Kerja
Pekerjaan
dan situasi dalam bekerja di kantor
cenderung monoton , tidak ada
perubahan atau tantangan baru dalam tiap pekerjaan. Sehingga seringkali pada karyawan yang mulai lama bekerja
akan bosan hingga ada orang yang berpindah-pindah
kantor/perusahaan dikarenakan jenuh dan ketidakpuasaan dalam bekerja. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki keadaan
tersebut, yaitu dengan menciptakan tantangan yang baru bagi diri sendiri dan juga dengan mengalahkan kebosanan dan
yang terpenting adalah dengan berpikir
positif.
a.
Menciptakan
Tantangan Baru
Menciptakan
tantangan baru bagi diri sendiri tidaklah mudah bagi orang yang kurang kreatif
atau imajinatif, karna menciptakan tantangan baru membutuhkan imajinasi juga
dengan melakukan yang terbaik bagi pekerjaan, contohnya bisa seperti
memperbaiki keterampilan yang telah ada, membuat proyek sendiri selain
pekerjaan yang telah ada yang akan membantu menaikan mood anda juga, dan dapat
dengan membantu anak baru atau rekan kerja yang baru, hal ini dapat membantu
meningkatkan keterampilan mereka dan mengasah keterampilan sendiri.
b.
Kalahkan
kebosanan dengan ubah hal monoton dapat seperti mengambil cuti dan melakukan
kegiatan yang menaikkan mood, bisa juga dengan minta kepada atasan untuk dapat
melakukan tugas yang baru untuk memiliki tantangan yang baru, melakukan tugas
relawan dalam sebuah proyek yang baru.
c.
Berpikir Positif
Berhenti berpikir
negatif dengan pekerjaan yang telah ada, kemudian tiap kali ada pikiran negatif yang datah
kembalikan lagi pada perspektif yang benar
mengenai suatu pekerjaan yang dapat membantu kita agar giat bekerja, mengambil
hikmah dari tiap pekerjaan baik dan buruknya, dan jika berbuat kesalahan atau
terjadi kesalahan baik sengaja maupun
tidak tetap bersabar dan belajar dari kesalahan tersebut, dan
yang paling terakhir adalah
dengan bersyukur; mensyukuri segala pekerjaan yang dimiliki akan mengurangi rasa beban yang ada dan
menaikkan kepuasaan atas apapun yang
telah dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23597/3/Chapter%20II.pdf
http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-kepuasan-kerja.html
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/teori-teori-tentang-kepuasan-kerja-dan.html