CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Thanks for visit. Don't forget to come back :)
Don't walk behind me: I may not lead. Don't walk in front of me: I may not follow. Just walk beside me and be my friend.

Wednesday, January 20, 2016

SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

Nama Anggota:
Abella Chyntia
Annisa Herliana
Jeshi Audina K

Kelas : 3PA16

SIKAP KERJA DAN KEPUASAN KERJA
A.        SIKAP KERJA
            Sikap kerja menurut Robbins, 2007, sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan, mengenai objek, orang, atau peristiwa. Tiga komponen sikap, antara lain kognitif, afektif, dan perilaku. Ada juga tipe-tipe sikap yang dibahas pada perilaku organisasi, antara lain adalah kepuasan kerja, keterlibatan dan komitmen pada organisasi.
Determinan Sikap Kerja
            Sikap kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan lancar. Jika         tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan.
            Sikap kerja mempunyai sisi mental yang mempengaruhi individu dalam memberikan          reaksi terhadap stimulus mengenai dirinya diperoleh dari pengalaman dapat merespon         stimulus tidaklah sama. Ada yang merespon secara positif dan ada yang merespon secara negative. Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang positif meliputi :
a.       kemauan untuk bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.
b.       rasa memiliki. Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercpainya tjuan perusahaan.
c.       hubungan antar pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi : hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
d.      suka terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari dating untu bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan karyawan dalam bekerja, karyawan tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.
Faktor- faktor Sikap Kerja
            Menurut Blum and Naylor (Aniek, 2005) terdapat beberapa factor yang      mempengaruhi sikap kerja, diantaranya:
a.      Kondisi Kerja → Situasi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun lingkungan social yang menjamin akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Karena dengan adanya rasa nyaman akan mempengaruhi semangat dan kualitas karyawan.
b.      Pengawasan Atasan → Seorang pimpinan yang melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan baik dan penuh perhatian pada umumnya berpengaruh terhadap sikap dan semangat kerja karyawan.
c.      Kerja sama dari teman sekerja → Adanya teman sekerja yang dapat berkerjasama akan sangat mendukung kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d.     Keamanan → Adanya rasa aman yang tercipta serta lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam pekerjaan.
e.      Kesempatan untuk maju → Adanya jaminan masa depan yang lebih baik dalam hal karier baik promosi jabatan dan jaminan hari tua.
f.       Fasilitas kerja → Tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan karyawan dalam pekerjaannya.
g.      Upah atau Gaji → Rasa senang terhadap imbalan yang diberikan perusahaan baik yang berupa gaji pokok, tunjangan dan sebagainya yang dapat mempengaruhi sikap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Pengukuran Sikap Kerja
            Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin           dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal.
            Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983) Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.
            Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak        jumlahnya, seperti gayakepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
            Salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya atau tidak, ialah dengan membandingkan pekerjaan mereka dengan beberapa pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
            Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
a.    Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan
b.    Supervise
c.    Organisasi dan manajemen
d.   Kesempatan untuk maju
e.    Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
f.     Rekan kerja
g.    Kondisi pekerjaan
            Menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja,        pengukuran sikap atau kepuasan kerja, diantaranya :
a.    Bekerja pada tempat yang tepat
b.    Pembayaran yang sesuai
c.    Organisasi dan manajemen
d.   Supervisi pada pekerjaan yang tepat
e.    Orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat

B.        KEPUASAN KERJA
            Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992), pada dasarnya merupakan             salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap      pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.          Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang     merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan        yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara subyektif          menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.
            Pengertian Kepuasan Kerja menurut Tiffin (1958) dalam Moch. As’ad
       (1995) kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan             terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan         dengan karyawan. Sedangkan menurut Blum (1956) dalam Moch. As’ad
       (1995) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor – faktor            pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu diluar kerja.

            Dari batasan - batasan mengenai kepuasan kerja tersebut, dapat     disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan        seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja    melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di           samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus        merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada        dasarnya kepuasan kerjamerupakan hal yang bersifat individual. Setiap         individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan            sistem nilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya             perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek-aspek    dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin             tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
            Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan   mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan     dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan,        dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. (Hasibuan, 2001).
            Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai        dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka        terima       (Stephen P. Robbins, 1996).
            Kepuasan kerja adalah kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya antara    apa yang diharapkan pegawai dari pekerjaan/kantornya “ (Davis, 1995 : 105).    Dalam bukunya, “Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi “,Robbins        mengatakan: “ Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang       individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan   kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi            kerja dan sebagainya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi            menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas   dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu. (Robbins, 1996).



ASPEK- ASPEK KEPUASAN KERJA
Menurut Robbins (1996) ada lima aspek kepuasan kerja, yaitu:
1.         Kerja yang secara mental menantang
            Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi             mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan             mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa         baik mereka mengerjakan tugas tersebut. Karakteristik ini membuat kerja    secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan             kebosanan, sebaliknya jika terlalu banyak pekerjaan menantang dapat    menciptakan frustrasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang      sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan dalam bekerja.
2.         Ganjaran yang pantas
            Para karyawan menginginkan pemberian upah dan kebijakan promosi yang             mereka persepsikan adil dan sesuai dengan harapan mereka. Bila upah dilihat            adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu,            dan standar upah karyawan, kemungkinan besar akan mengahsilkan            kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang            bersedia menerima uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang       lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau   mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan         dan jam-jam kerja. Intinya bahwa besarnya upah bukanlah jaminan untuk          mencapai kepuasan, namun yang lebih penting adalah persepsi keadilan.     Sama dengan karyawan yang berusaha mendapatkan kebijakan dan promosi         yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
            Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil kemungkinan besar akan mendapatkan   kepuasan dari pekerjaan mereka.
3.         Kondisi kerja yang mendukung         
            Karyawan perduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi    maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan         bahwa karyawan lebih menyukai lingkungan kerja yang tidak berbahaya.       Seperti temperatur, cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain harus     diperhitungkan dalam pencapaian kepuasan kerja.

4.         Rekan kerja yang mendukung
            Karyawan akan mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi      yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga           mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu sebaiknya karyawan         mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung. Hal ini penting dalam         mencapai kepuasan kerja. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama      dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan karyawan     ditingkatkan bila atasan langsung bersifat ramah dan dapat memahami,       menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat     karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka.
5.         Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
            Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya sama dengan pekerjaan     yang mereka pilih seharusnya mereka mempunyai bakat dan kemampuan    yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan        demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan             tersebut, dan lebih memungkinkan untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari     pekerjaan mereka.
DIMENSI KEPUASAN KERJA
            Nelson and Quick   (2006) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja   dipengaruhi 5 dimensi  spesifik dari pekerjaan yaitu gaji, pekerjaan itu       sendiri, kesempatan promosi, supervisi dan rekan kerja.
·        Gaji : sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa diangap sebagai hal yang pantas dibandingkan dengen orang lain di dalam organisasi. Karyawan memandang gaji sebagai refleksi dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan. 
·       Promosi merupakan factor yang berhubungan dengan ada atau tidaknya kesempatan memperoleh peningkatan karier selama bekwerja. Kesempatan inilah yang memiliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja.
·       Supervise merupakan kemampuan atasan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan prilaku kepada bawahan yang mengalami permasalahan dalam pekerjaan.
·       Rekan Kerja merupakan tungakat dimana rekan kerja yang pandai dan mendukung secara social merupakan factor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dan atsannya dan dengan pegawai lainnya baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
            Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting untuk     diselidiki karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan pegawai, perusahaan atau organisasi dan masyarakat. Banyak faktor-faktor yang        mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut   Hasibuan         (2005:203) sebagai berikut:
a.         Balas jasa yang adil dan layak
b.         Penempatan yang tepat sesuai keahlian
c.         Berat ringannya pekerjaan
d.        Suasana dan lingkungan pekerjaan
e.         Peralatan yang menjang pelaksanaan pekerjaan
f.          Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
g.         Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Teori-teori Kepuasan Kerja
            Menurut Wexley dan Yukl (1977) teori-teori tentangkepuasan kerja ada      tiga macam yang lazim dikenal yaitu:
1.         Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)
            Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan       hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri             terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut             bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa       yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan            oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu        dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
2.         Teori Keadilan (Equity Theory)
            Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia    merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau           inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan          dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.

3.         Teori Dua – Faktor (Two Factor Theory)
            Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja          merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan       dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier      atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau motivators.        Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya            sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan,      wewenang, tanggungjawab dan promosi. Hygiene factors adalah faktor-faktor       yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. 
Hubungan Pelaksanaan Kerja dengan Kepuasan Kerja
            Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif             atau negatif, begitu pula dengan variable pelaksanaan kerja dengan kepuasan             kerja. Jika dalam pelaksanaan kerja seseorang melaksanakan dengan positif berarti akan berdampak positif pula pada kepuasan kerjanya. Namun pada orang yang dalam pelaksanaan kerja dengan negatif, pasti cenderung untuk       mengalami kepuasan kerja yang negatif (kurang) hingga ketidakpuasaan            dalam bekerja.
            Dalam tahap pelaksanaan kerja ada beberapa hubungan yang            mempengaruhi dalam proses pelaksaan yang juga akan berdampak pada         kepuasaan kerja, yaitu :
a.    Motivasi
b.    Pelibatan Kerja
c.    Organization Citizenship Behaviour
d.   Organizational Commitment
e.    Ketidakhadiran
f.     Perputaran (Turn Over)
g.    Perasaan Stress
h.    Prestasi Kerja


Menjelaskan Cara Mencegah dan Mengatasi Ketidakpuasan Kerja
            Pekerjaan dan situasi dalam bekerja di kantor  cenderung monoton , tidak   ada perubahan atau tantangan baru dalam tiap pekerjaan. Sehingga seringkali          pada karyawan yang mulai lama bekerja akan bosan hingga ada orang yang      berpindah-pindah kantor/perusahaan dikarenakan jenuh dan ketidakpuasaan           dalam bekerja. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk     memperbaiki keadaan tersebut, yaitu dengan menciptakan tantangan yang baru bagi diri sendiri dan juga dengan mengalahkan kebosanan dan yang    terpenting adalah dengan berpikir positif.
a.    Menciptakan Tantangan Baru
     Menciptakan tantangan baru bagi diri sendiri tidaklah mudah bagi orang yang kurang kreatif atau imajinatif, karna menciptakan tantangan baru membutuhkan imajinasi juga dengan melakukan yang terbaik bagi pekerjaan, contohnya bisa seperti memperbaiki keterampilan yang telah ada, membuat proyek sendiri selain pekerjaan yang telah ada yang akan membantu menaikan mood anda juga, dan dapat dengan membantu anak baru atau rekan kerja yang baru, hal ini dapat membantu meningkatkan keterampilan mereka dan mengasah keterampilan sendiri.
b.    Kalahkan kebosanan dengan ubah hal monoton dapat seperti mengambil cuti dan melakukan kegiatan yang menaikkan mood, bisa juga dengan minta kepada atasan untuk dapat melakukan tugas yang baru untuk memiliki tantangan yang baru, melakukan tugas relawan dalam sebuah proyek yang baru.
c.    Berpikir Positif
            Berhenti berpikir negatif dengan pekerjaan yang telah ada, kemudian tiap kali ada pikiran                  negatif yang datah kembalikan lagi pada perspektif yang benar mengenai suatu pekerjaan yang            dapat membantu kita agar giat bekerja, mengambil hikmah dari tiap pekerjaan baik dan                        buruknya, dan jika berbuat kesalahan atau terjadi kesalahan baik sengaja maupun  tidak tetap            bersabar dan belajar dari kesalahan tersebut, dan yang paling terakhir adalah dengan bersyukur;        mensyukuri segala pekerjaan yang dimiliki akan mengurangi rasa beban yang ada dan menaikkan            kepuasaan atas apapun yang telah dikerjakan.



DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23597/3/Chapter%20II.pdf
http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-kepuasan-kerja.html

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/teori-teori-tentang-kepuasan-kerja-dan.html

No comments:

Post a Comment