Nama : Annisa Herliana
Kelas : 2PA16
NPM : 11513135
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian diri atau bisa disebut adjustment, yang dilakukan
manusia sepanjang hayatnya. Hidup manusia sejak lahir hingga meninggal tidak
lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri
dilakukan oleh manusia sepanjang hidup.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya dan hal ini juga merupakan usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
Sehingga rasa iri, dengki, prasangka, depresi, dan kemarahan. Emosi negatif
sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Aspek-aspek Penyesuaian
Diri
Menurut fromm dan Gilmore, ada beberapa aspek kepribadian
dalam penyesuaian diri yang sehat, antara lain:
A.
Kematangan Emosional, mencakup aspek:
1.
Kemantapan
suasana kehidupan emosional
2.
Kemantapan
suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain
3.
Kemampuan
untuk santai, gembira, dan menyatakan kejengkelan.
4.
Sikap
dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
B.
Kematangan Intelektual, mencakup
aspek:
1.
Kemampuan
mencapai wawasan diri sendiri
2.
Kemampuan
memahami orang lain dan keragamannya
3.
Kemampuan
mengambil keputusan
4.
Keterbukaan
dalam mengenal lingkungan
C.
Kematangan Sosial, mencakup aspek:
1.
Keterlibatan
dalam partisipasi sosial
2.
Kesediaan
kerjasama
3.
Kemampuan
kepempimpinan
4.
Sikap
toleransi
D.
Tanggung Jawab, mencakup aspek:
1.
Sikap
produktif dalam mengembangkan diri
2.
Melakukan
perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel
3.
Sikap
empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal
4.
Kesadaran
akan etika dan hidup jujur
Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri
Menurut Gunarsa, bentuk penyesuaian
diri ada dua, antara lain:
a.
Adaptive
Adaptive ini
dikenal dengan istilah adaptasi, artinya adalah perubahan dalam proses fisik
untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat
adalah usaha tubuh untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan
terlalu panas.
b.
Adjustive
Adjustive ini
bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang
dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri
1.
Faktor Fisiologis
Struktur
jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku yang penting bagi
proses penyesuaian diri
2.
Faktor Psikologis
Faktor
psikologis yang mempengaruhi penyesuaian
diri antara lain adalah pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, dan
depresi.
Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam
jumlah dan ukuran, keluasan, dan kedalaman. Menurut Prof. Gessel, pertumbuhan
pribadi manusia adalah proses yang terus menerus.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu,
yaitu:
1.
Faktor
biologis, semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang
utuh. Hal ini dapat menjelaskan bahwa manusia persamaan dalam kepribadian dan
perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2.
Faktor
geografis
Setiap
lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya, tetapi
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik denga
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3.
Faktor
kebudayaan khusus
Perbedaan kebudayaan dapat
mempengaruhi kepribadian anggotanya. Tetapi tidak semua individu yang memiliki
kebudayaan yang sama, memiliki kepribadian yang sama juga.
Stres
A.
Arti penting stres
Menurut
Lazarus (1999), stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita
menginterpretasikan atau menilai suatu situasi yang melampaui kemampuan
psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
B.
Tipe-tipe stres psikologis
Ada empat tipe stres psikologis, menurut Maramis
(1990), yaitu:
1.
Frustasi,
muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal atau tujuan.
2.
Konflik,
ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,
kebutuhan, atau tujuan.
3.
Tekanan,
timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan berasal dari dalam diri
individu.
4.
Kecemasan,
suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan,
ketegangan, dan tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan
terjadinya sesuatu yang buruk.
C.
Symptom-reducing responses terhadap
stress
Kehidupan akan terus brjalan dengan seiring waktu
berjalan. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungu
kegagalan yang dialami. Untuk itu setiap individu mempunya mekanisme pertahanan
diri masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahanan diri (defense mechanism)
yang biasa digunakan individu untuk dijadikan strategi saat menghadapi stress:
1. Identifikasi,
sikap meniru semua yang dimiliki dari seseorang yang di idolakan oleh orang
tersebut.
2.
Kompensasi,
sikap untuk menutupi kekurangan
3. Overcompensation,
perilaku seseorang yang tidak mengakui tujuan pertama dengan cara melupakan
atau melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama saat seseorang tersebut mengalami kegagalan.
4. Sublimasi,
keinginan kita yang bertentangan dengan norma dan adanya penggantian objek
dalam bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
5.
Proyeksi,
sikap memutar balikan fakta
6.
Introyeksi,
memasukan sifat-sifat pribadi orang lain kedalam diri pribadinya.
7. Reaksi
konversi, sikap mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala
fisik.
8.
Represi,
konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan
ke dalam alam tidak sadar dan sengaja melupakan.
9.
Supresi,
menekan suatu konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar.
10. Denial, perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan.
11. Regresi, perilaku menyelesaikan
masalah dengan berprilaku sebagai anak kecil.
12. Fantasi, apabila seseorang menghadapi
konflik-frustasi, ia menaik diri dengan berkhayal.
13. Negativisme, perilaku seseorang yang
selalu bertentangan dengan otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
14. Sikap mengkritik orang lain, bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan.
D.
Pendekatan “problem-solving” terhadap
stres
Salah satu menangani stress yaitu menggunakan metode
biofeddback. Biofeddback adalah mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stress
kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat
yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugestti untuk diri sendiri juga dapat lebih
efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri.
Strategi Coping untuk
Mengatasi Stress
Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan
penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus, penanganan stress atau
coping terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a.
Coping yang berfokus pada masalah
Strategi kognitif untuk penanganan stress yang
digunakan individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b.
Coping yang berfokus pada emosi
Strategi penanganan stress dimana individu memberikan
respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan
menggunakan penilaian defensif.
Strategi Penanganan
Stress dengan Mendekat dan Menghindar
a.
Strategi mendekati (Approach
Strategies)
Usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan
usaha untuk menghadapi penyebab stress tersebut dengan cara menghadapi
penyebabnya.
b.
Strategi Menghindar (Avoidance
Strategies)
Usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
sumber:
Usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
sumber:
Desmita, 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Kartini
Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka
Cipta
http://ameliyah-bintangkecil.blogspot.com/2013/04/tulisan-2-pengertian-stress-tipe-tipe.html
http://snaniris.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html
Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
http://khaayurika.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
No comments:
Post a Comment