CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Thanks for visit. Don't forget to come back :)
Don't walk behind me: I may not lead. Don't walk in front of me: I may not follow. Just walk beside me and be my friend.

Thursday, April 30, 2015

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan & Stress



Nama          : Annisa Herliana
Kelas           : 2PA16
NPM            : 11513135

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian diri atau bisa disebut adjustment, yang dilakukan manusia sepanjang hayatnya. Hidup manusia sejak lahir hingga meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri dilakukan oleh manusia sepanjang hidup.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya dan hal ini juga merupakan usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga rasa iri, dengki, prasangka, depresi, dan kemarahan. Emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut fromm dan Gilmore, ada beberapa aspek kepribadian dalam penyesuaian diri yang sehat, antara lain:
A.     Kematangan Emosional, mencakup aspek:
1.      Kemantapan suasana kehidupan emosional
2.      Kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain
3.      Kemampuan untuk santai, gembira, dan menyatakan kejengkelan.
4.      Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
B.      Kematangan Intelektual, mencakup aspek:
1.      Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri
2.      Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya
3.      Kemampuan mengambil keputusan
4.      Keterbukaan dalam mengenal lingkungan
C.      Kematangan Sosial, mencakup aspek:
1.      Keterlibatan dalam partisipasi sosial
2.      Kesediaan kerjasama
3.      Kemampuan kepempimpinan
4.      Sikap toleransi
D.     Tanggung Jawab, mencakup aspek:
1.      Sikap produktif dalam mengembangkan diri
2.      Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel
3.      Sikap empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal
4.      Kesadaran akan etika dan hidup jujur
Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri
Menurut Gunarsa, bentuk penyesuaian diri ada dua, antara lain:
a.      Adaptive
Adaptive ini dikenal dengan istilah adaptasi, artinya adalah perubahan dalam proses fisik untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah usaha tubuh untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu panas.
b.      Adjustive
Adjustive ini bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri
1.      Faktor Fisiologis
Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku yang penting bagi proses penyesuaian diri
2.      Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian  diri antara lain adalah pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, dan depresi.

Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan, dan kedalaman. Menurut Prof. Gessel, pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus menerus.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1.      Faktor biologis, semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh. Hal ini dapat menjelaskan bahwa manusia persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2.      Faktor geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya, tetapi jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik denga individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3.      Faktor kebudayaan khusus
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Tetapi tidak semua individu yang memiliki kebudayaan yang sama, memiliki kepribadian yang sama juga.
Stres
A.            Arti penting stres
Menurut Lazarus (1999), stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi yang melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
B.            Tipe-tipe stres psikologis
Ada empat tipe stres psikologis, menurut Maramis (1990), yaitu:
1.         Frustasi, muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal atau tujuan.
2.         Konflik, ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan.
3.         Tekanan, timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan berasal dari dalam diri individu.
4.         Kecemasan, suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan, dan tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C.             Symptom-reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus brjalan dengan seiring waktu berjalan. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungu kegagalan yang dialami. Untuk itu setiap individu mempunya mekanisme pertahanan diri masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadikan strategi saat menghadapi stress:
1.    Identifikasi, sikap meniru semua yang dimiliki dari seseorang yang di idolakan oleh orang tersebut.
2.      Kompensasi, sikap untuk menutupi kekurangan
3.   Overcompensation, perilaku seseorang yang tidak mengakui tujuan pertama dengan cara melupakan atau melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama saat seseorang tersebut mengalami kegagalan.
4.    Sublimasi, keinginan kita yang bertentangan dengan norma dan adanya penggantian objek dalam bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
5.      Proyeksi, sikap memutar balikan fakta
6.      Introyeksi, memasukan sifat-sifat pribadi orang lain kedalam diri pribadinya.
7.     Reaksi konversi, sikap mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
8.      Represi, konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan sengaja melupakan.
9.      Supresi, menekan suatu konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar.
10.  Denial, perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
11.  Regresi, perilaku menyelesaikan masalah dengan berprilaku sebagai anak kecil.
12.  Fantasi, apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menaik diri dengan berkhayal.
13.  Negativisme, perilaku seseorang yang selalu bertentangan dengan otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
14.  Sikap mengkritik orang lain, bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan.

D.            Pendekatan “problem-solving” terhadap stres
Salah satu menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback. Biofeddback adalah mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugestti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri.

Strategi Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus, penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a.      Coping yang berfokus pada masalah
Strategi kognitif untuk penanganan stress yang digunakan individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b.      Coping yang berfokus pada emosi
Strategi penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

Strategi Penanganan Stress dengan Mendekat dan Menghindar
a.      Strategi mendekati (Approach Strategies)
Usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk menghadapi penyebab stress tersebut dengan cara menghadapi penyebabnya.
b.      Strategi Menghindar (Avoidance Strategies)
Usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang                  muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.





sumber:
Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta

http://ameliyah-bintangkecil.blogspot.com/2013/04/tulisan-2-pengertian-stress-tipe-tipe.html
http://snaniris.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html
Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
http://khaayurika.blogspot.com/2012_04_01_archive.html





No comments:

Post a Comment